3.Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata
communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan
atau informasi seseorang ke orang lain. Komunikasi mempunyai pengertian tidak
hanya berupa kata-kata yang disampaikan seseorang tapi mempunyai pengertian
yang lebih luas seperti ekpresi wajah, intonasi dan sebagainya.
Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda
atau disebut rantai pertukaran informasi .
Hal ini mengandung unsur-unsur :
1) sebagai kegiatan untuk seseorang mengerti .
2) sebagai sarana pengendalian informasi .
3) sebagai system bagi terjalinnya komunikasi diantara
individu-individu.
Proses Komunikasi
Pengkodean ( Encoding ) pengiriman mengkodean informasi yang akan
disampaikan diterjemahkan ke dalam simbol atau isyarat yang biasanya dalam bentuk
kata-kata agar orang lain mengerti tentang informasi yang disampaikannya.
Pesan ( Message ) pesan dapat dalam segala bentuk yang biasanya dapat
dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima, misalnya pidato
dapat di dengar dan jika tertulis dapat di baca, isyarat dapat dilihat atau
dirasakan.
Saluran ( Channel ) adalah cara mentrasmisikan ( menyampaikan ) pesan,
misalnya kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan. Agar
komunikasi dapat efektif dan efisien. Saluran ( media ) harus sesuai untuk
pesan.
Penerima ( Recaiver ) adalah orang yang menafsirkan pesan dari
penerima, jika pesan tidak sampai kepada penerima. Komunikasi tidak terjadi.
Penafsiran Kode ( Decoding ) adalah proses dimana penerima mentafsirkan
pesan dan menterjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya. Semakin
tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, makin
efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan Balik ( Feedback ) adalah pembalik dari proses komunikasi dimana
reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Karena penerima menjadi
pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang sama seperti semula. Semakin
cepat umpat balik semakin efektif dalam komunikasi.
Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
Saluran komunikasi ini ditentukan oleh struktur organisasi dan
tipe-tipe saluran dasar4 komunikasi, yaitu vertical, lateral dam diagonal.
Komunikasi Vertikal adalah komunikasi keatas atau ke bawah dalam rantai
komando.
Komunikasi Lateral atau Horizontal meliputi aliran kerja organisasi
yang terjadi antara anggota-anggota kelompok kerja yang sama diantara departemen-departemen
pada tingkat organisasi yang sama.
Komunikasi Diagonal adalah komunikasi yang memotong secara silang
diagonal rantai perintah organisasi dan merupakan hasil hubungan antara
departemen lini dan staf.
Peranan Komunikasi Informal
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial,
tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat
fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
(information-processing system).
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan
oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Pada semua
lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif
ini, yaitu:
atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Disamping itu mereka juga
mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam
struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya. Namun demikian, sikap
bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah
kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi
tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
berkaitan dengan pesan atau message.
Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau
pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun
kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar
dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Hambatan Terhadap Komunikasi Yang Efektif
Wewenang Manajerial
Bahwa mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan terhadap komunikasi.
Atasan banyak merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai
masalah, kondisi yang membuatnya tampak lemah. Sedangkan bawahan menhadiri
situasi untuk mengungkapkan informasi yang membuat posisinya tidak
menguntungkan. Maka dari dua hal diatas akan menimbulkan gap.
4.
Peningkatan Efektivitas Komunikasi
Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa
Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi manusia
yang dianggap paling efektif dibandingkan dengan bentuk komunikasi antar
manusia lainnya. Keistimewaan komunikasi antar pribadi melalui tatap muka
terletak pada efek umpan balik, aksi dan reaksi langsung dapat terlihat antara
komunikator dan komunikan baik secara verbal maupun non verbal.
Secara umum penerapan komunikasi antar pribadi siswa dan guru yang
efektif terlihat dari komunikasi antar pribadi guru dan siswa dalam menentukan
percakapan dan memiliki umpan balik yang langsung.Perhatian yang diberikan oleh
guru dapat berbentuk pendampingan kegiatan belajar serta memberi perhatian
dalam berbagai masalah yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Hal ini
akan memberi kesan bagi siswa bahwa mereka mendapat rasa empati yang cukup.
Hal ini menjadi faktor pendorong terjalinnya saling pengertian antara
guru dan siswa menyangkut pentingnya pesan guru dalam memberikan nasehat dan
pengarahan kepada siswa dan sebaliknya siswa secara timbal balik mampu
menanggapi hal tersebut dengan baik tanpa merasa terpaksa.Bentuk dukungan yang
diberikan berupa pemberian semangat melalui pesan-pesan yang disampaikan dengan
cara memotivasi siswa untuk belajar lebih giat dalam meningkatkan prestasinya,
disertai pula empati dimana guru ikut merasakan masalah yang dihadapinya
siswanya, mengerti keinginannya dan begitupun sebaliknya siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar