Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti
mengatur, mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh
para ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi
tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami
manajemen tersebut, yaitu : Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakandan
pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya
lainnya.
Definisi Manajemen
Menurut Horold Koontz dan Cyril
O'donnel:manajemen adalah usaha untuk
mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Ø
Menurut R.
Terry :Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan,pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Ø
Menurut James A.F. Stoner :Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.
Ø
Menurut
Lawrence A. Appley :Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui
usaha orang lain.
Ø
Menurut Drs.
Oey Liang Lee :Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan danpengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen sebagai suatu proses:Merupakan suatu proses dimana untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi
Manajemen sebagai suatu kolektifitas manusia:Merupakan suatu kumpulan
dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama,kolektifitas atau kumpulan orang inilah yang disebut dengan
manajemen,sedangkan orang yang bertanggung jawab atas terlaksananya suatu
tujuan atau berjalanya aktivitas manajemen disebut manajer.
Manajemen sebagai suatu
seni: Merupakan bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan
prinsip-prinsip manajemen,seperti apa yang dituliskan oleh Chaster I Benard
dalam bukunya yang berjudul”The Function of the Executive”
Management
menurut sifatnya:
·
Manajemen
sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat
interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat
dan matematika
·
Manajemen
sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja yang
terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan dan
diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi
·
Manajemen
sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu rangkaian kegiatan
yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa menunggu selesainya
kegiatan lain, walaupun kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk
mencapai tujuan organisasi
·
Manajemen
sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian tahap
kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan
semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia
·
Manajemen
sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu bidang kegiatan
atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang kedokteran, bidang
teknik dan bidang hokum
·
Manajemen
sebagai kumpulan orang (management as people / group of people) adalah suatu
istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan
di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan
tengah dan kelompok pimpinan bawah
Manajemen menurut fungsi:
a) Men : Tenaga kerja dalam perilaku manajemen
b) Money : Modal untuk mendirikan suatu usaha
c) Material : Bahan baku yang diperlukan agar tujuan bersama terwujud
d) Metdhod : Cara yg dilakukan dalam perilaku manajemen
e) Machiness : Alat-Alat yang dimiliki dalam manajemen
f) Market : Pasar-pasar untuk membangun suatu usaha
a) Men : Tenaga kerja dalam perilaku manajemen
b) Money : Modal untuk mendirikan suatu usaha
c) Material : Bahan baku yang diperlukan agar tujuan bersama terwujud
d) Metdhod : Cara yg dilakukan dalam perilaku manajemen
e) Machiness : Alat-Alat yang dimiliki dalam manajemen
f) Market : Pasar-pasar untuk membangun suatu usaha
Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen
merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya
tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah
dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini
dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen,
gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang
dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diujudkan dalam bentuk suatu teori.Sedang
manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu
tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara
memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan
manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini
diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama.
2. MANAJEMEN DAN MANEJER
Definisi paling umum dari manajer adalah seseorang yang
bekerja dengan atau melalui orang lain melalui kegiatan mengkoordinasi berbagai
aktifitas pekerjaan dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas utama
manajer adalah menkoordinasi. Walalupun nampak sederhana, namun dalam
implementasinya kegiatan mengkoordinasi memerlukan kemampuan yang cukup
kompleks. Seorang manajer tidak akan dapat mengkoordinasikan suatu proses pekerjaan
dengan baik, jika manajer tersebut tidak dianut oleh bagian-bagian atau
unit-unit yang akan dikoordinasikan, maka pasti proses
koordinasi tidak akan terjadi. Untuk dapat dianut tentu seorang manajer harus
memiliki berbagai prasyarat agar supaya dapat dianut.
Dianut atau diikuti oleh orang lain adalah kata penting
dalam definisi kepemimpinan, sehingga seseorang yang memilih profesi sebagai
seorang manajer harus memiliki kemampuan untuk dianut oleh orang lain atau
dengan kata lain seorang yang memilih profesi sebagai manajer harus memiliki
jiwa kepemimpinan. Untuk dapat dianut orang harus memiliki reputasi terpercaya,
pada hal-hal tertentu juga harus ditambah dengan kemampuan dan skill yang juga
terpercaya. Sampai disini, terasa sekali bahwa untuk dapat menjalankan fungsi
utama seorang manajer ternyata diperlukan berbagai kompetensi yang kompleks.
Secara teoritis, manajer harus menjalankan fungsi
manajemen. Jika fungsi-fungsi manajemen tersebut tidak dijalankan maka orang
tersebut tidak lagi disebut sebagai seorang manajer. Terdapat banyak istilah
yang digunakan untuk menggambarkan berbagai fungsi manajemen oleh para pakar,
namun demikian secara esensial akan memiliki titik kesamaan. Keseluruhan fungsi
tersebut itu harus dijalankan oleh seorang manajer. Akan sangat ganjil jika
manajer tidak melakukan perencanaan, atau juga akan kelihatan aneh jika manajer
tidak melakukan pengorganisasian, kepemimpinan atau bahkan pengendalian.
Keseluruhan fungsi tersebut wajib dijalankan oleh seorang manajer. Dari
keseluruhan fungsi yang harus dijalankan oleh seorang manajer tersebut, fungsi
kepemimpinan adalah fungsi yang paling banyak memerlukan kemampuan dalam hal soft
skill sedangkan ketiga fungsi lainnya sebagian besar berkaitan dengan hard
skill. Itulah sebabnya fungsi kepemimpinan adalah fungsi yang paling
sulit untuk diajarkan, diantara ketiga fungsi manajemen yang lain.
Tingkatan
Manajemen
1.High
Level (tingkat tinggi)
Contoh halnya dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan
terhadap organisasi secara keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang,
merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi /
hubungan organisasi dengan lingkungan luar. Tingkatan yang mempunyai
tanggung-jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan
ini membuat keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu
terjadi.
2.Middel
Level (tingkat menengah)
Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali
manajemen dalam suatu organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya,
wilayah, divisi dll. Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan
pengendalian, membuat prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan lingkup
tanggung-jawabnya. Sebagai pengendali dalam arti mengawasi dan eyakini bahwa organisasi
menjalankan strategic yang sudah ditetapkan secara baik, efektif dan se’efisien
mungkin.
3. Low
Level (tingkat bawah)
Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya
operasional. ertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat
keputusan jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya
keputusan yang diambil yaitu keputusan yang terprogram, keputusan yang sering
terjadi dan rutin.
Fungsi-Fungsi Manajemen
1. Dalton E.M.C. Farland (1990)
Planning
Organizing
Controlling
Planning
Organizing
Controlling
2. George R. Ferry (1990) :
Planning
Organizing
Controlling
Activating
Planning
Organizing
Controlling
Activating
3. H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The
Principles of Management” :
Planning
Organizing
Staffing
Controlling
Directing
Planning
Organizing
Staffing
Controlling
Directing
4. Luther Gullick :
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Controlling
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Controlling
5. Nickels & McHugh :
Planning
Organizing
Directing
Controling
Planning
Organizing
Directing
Controling
6. Richar W Griffin :
Planning
Organizing
Leading
Controling
Planning
Organizing
Leading
Controling
7. Ernest Dale :
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Innovating
Representing
Controling
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Innovating
Representing
Controling
8. Henry Fayol :
Planning
Organizing
Commanding
Coordinating
Controlling
Planning
Organizing
Commanding
Coordinating
Controlling
9. Lyndall Urwick & Luther Gulick :
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Budgeting
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Budgeting
10. John Robert B, Ph.D :
Planning
Organizing
Commanding
Controlling
Planning
Organizing
Commanding
Controlling
11. William H. Newman :
Planning
Organizing
Assem-bling
Resources
Directing
Controlling
Planning
Organizing
Assem-bling
Resources
Directing
Controlling
12. Dr. S.P. Siagian, M.P.A :
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
13. William Spriegel :
Planning
Organizing
Controlling
Planning
Organizing
Controlling
14. Dr. Winardi, S.E :
Planning
Organizing
Coordinating
Actuating
Leading
Communication
Controlling
Planning
Organizing
Coordinating
Actuating
Leading
Communication
Controlling
15. The Liang Gie :
Planning
Decision Making
Directing
Coordinating
Controlling
Improving
Planning
Decision Making
Directing
Coordinating
Controlling
Improving
16. James A.F.Stoner :
Planning
Organizing
Leading
Controlling
Planning
Organizing
Leading
Controlling
17. Louis A.Kallen
Planning
Organizing
Actuting
Leading
Planning
Organizing
Actuting
Leading
18. Oeng Liang Lee
Planning
Organizing
Directing
Coordinating
Controlling
Pengertian-pengertian :
Planning
Organizing
Directing
Coordinating
Controlling
Pengertian-pengertian :
1. Planning
adalah perencanaan penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
adalah perencanaan penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
2. Organizing
Organizing atau pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Organizing atau pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
3. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
4. Activating
Activating atau pelaksanaan adalah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja nyata dalam suatu kegiatan manajemen.
Activating atau pelaksanaan adalah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja nyata dalam suatu kegiatan manajemen.
5. Staffing
Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
6. Directing / Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masingmasing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masingmasing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
7. Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
8. Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
9. Leading
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan
Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan
Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
10.Innovating
Innovating merupakan fungsi manajemen berupa penelitian, pengembangan, dan / atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
Innovating merupakan fungsi manajemen berupa penelitian, pengembangan, dan / atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
11. Representing
Representing adalah fungsi manajemen berupa adanya kesamaan dalam hal pengerjaan tugas.
Representing adalah fungsi manajemen berupa adanya kesamaan dalam hal pengerjaan tugas.
12. Budgeting
Budgeting merupakan fungsi manajemen berupa pengikhtisaran sistem anggaran keuangan. Baik itu sistem keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
Budgeting merupakan fungsi manajemen berupa pengikhtisaran sistem anggaran keuangan. Baik itu sistem keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
13. Assembling
Assembling merupakan fungsi manajemen dimana terjadi pengurutan-pengurtan dalam hal kegiatan yang berhubungan dengan manajemen itu sendiri.
Assembling merupakan fungsi manajemen dimana terjadi pengurutan-pengurtan dalam hal kegiatan yang berhubungan dengan manajemen itu sendiri.
14. Resources
Resources merupakan fungsi manajemen berupa pemanfaat sumber daya yang ada, baik itu SDA atau SDM sehingga terjadi ketepatgunaan.
Resources merupakan fungsi manajemen berupa pemanfaat sumber daya yang ada, baik itu SDA atau SDM sehingga terjadi ketepatgunaan.
15. Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
16. Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
17. Communication
Communication merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini komunikasi yag terjadi diantara hierarki kepemimpinan.
Communication merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini komunikasi yag terjadi diantara hierarki kepemimpinan.
18. Decision Making
Dicision Making merupakan fungsi manajemen yang dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final . Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
Dicision Making merupakan fungsi manajemen yang dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final . Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
19. Improving
Improving adalah salah satu fungsi manajemen dalam hal peningkatan mutu kegiatan, kepemimpinan, kerjasma, dan lain-lain.
Improving adalah salah satu fungsi manajemen dalam hal peningkatan mutu kegiatan, kepemimpinan, kerjasma, dan lain-lain.
Keterampilan-keterampilan
Manajerial
Adapun kriteria
dan ketermpilan (skill) yang harus di miliki adalah :
1.Conceptual
skill
Kognitif wawasan yang dibangun berdasarkan ilmu pengetahuan melalui
proses pembelajaran (intelegensia) yang mampu mentransormasi ide menjadi
kenyataan. Merumuskan Platform baik Visi Misi dan Programnya. Kemampuan
merumuskan menganalisis,mendiagnosis,memutuskan
dan memilih tindakan terbaik untuk kepentingan Perusahaan.
2.Human Skill
Kemampuan kemanusiaan , maknanya adalah kemampuan yang dilahirkan
dari sesuatu interaksi , baik individu maupun suatu kelompok yang dipimpin
sehingga pemimpin tidak menganggap dirinya lahir sendiri tetapi dia muncul dari
komunitas sosial yang pada ilirannya mempersatukan nilai – nilai yang dia
miliki pada ranah sosial yang dimilikinya karena pemimpin berada ditengah –
tengah komunitas sosialnya,yang selalu berkaitan,berinteraksi sehingga pemimpin
harus mampu mengenal para anggotanya
3.Diagnostik
skill
Kemampuan untuk mendiagnosa , melakukan investigasi,identifikasi,dan
memutuskan untuk di implementasikan sebagai upaya pemecahan masalah yang di
hadapi.
4.Political
skill
Kemampuan untuk menguatkan kekuasaannya.Kekuasaan ini dikuatkan
untuk kepentingan organisasi,kekuasaan itu membangun dengan syarat tanggung jawab,wewenang,dan
kepemimpinan oleh karena itu hakikat political skill adalah mentransformasikan
kepemiminan lewat pelaksanaan kemampuan dan tanggung jawab dari kewajiban
seorang pemimpin.
5.Decision
making skill
Keterampilan
mengambil keputusan dengan tahapan :
Masalah
> investigasi > Identifikasi > Formulasi > Legitimasi
6.Technical
skill
Keterampilan teknis lahir dari psikomotorik dan dorongan emosional
, keinginan untuk menjadi terampil & ahli sehingga apa yang
dipikirkan,tindakan membuahkan hasil karya,ahir dari pelatihan,kursus,kebiasaan
& kebudayaan kerja.
7.Time
manajemen skill
Mengatur
waktu , menempatkan program dan tindakan sesuai waktu yang tepat.
8.Managerial
skills (entrepreneurial)
yaitu
kemampuan untuk mempergunakan kesempatan secara efektif serta kecakapan ntuk
memimpin usaha-usaha yang penting.
9.Techological
skills
yaitu keahlian khusus yang bersifat ekonomis teknis yang diperlukan
pada pelaksanaan pekerjaan ekonomis.
10.Organisational
skills
yaitu kecerdasan untuk mengatur berbagai usaha.Dalam kenyataannya
tidak setiap pemimpin harus memiliki seluruh kemampuan dengan tingkat
intensitas yang sama.
3.EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Teori Manajemen Klasik
Pandangan teori klasik mengenai organisasi berdasarkan asumsi sebagai berikut :
1. Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2. Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi dan partisipannya.
3. Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas.
4. Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.
5. Koordinasi dan control paling baik melalui praktek otoritas dan aturan-aturan yang tidak bersifat pribadi.
6. Struktur dapat dirancang secara sistematis dan dapat dilaksanakan.
7. Masalah-masalah organisasi biasanya merefleksikan struktur yang tidak tepat, dan dapat diselesaikan melalui perancangan dan pengorganisasian kembali ( Bolman, 1988 )
Teori Prilaku
Teori prilaku
adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan
pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan
oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer
/ pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para
pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.
A. Teori X
Teori ini
menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka
bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan
perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam
bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja
sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
B. Teori Y
Teori ini
memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan
sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara
ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja
sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi,
kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan
kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki
dalam bekerja.Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan
ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan
penciptaan struktur. Teori Z dapat anda baca di artikel lain di situs
organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang ada untuk menemukan apa
yang anda butuhkan.
Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan Ilmu Manajemen)
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik
kuantitatif seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi
computer untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh,
pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan
pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat
digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas
pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan
tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika
dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang
berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk
memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis.
Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz
Kids". Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada
pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif
untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford. Ditandai dengan perkembangan
tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan
perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian
diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.
Langkah-langkah pendekatan Management Science adalah sebagai berikut :
a. Perumusan maslah
b. Penyusunan suatu model matematis
c. Mendekatkan penyelesaian dari model
d. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
f. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Teori Manajeman Klasik Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik Awal
sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris
pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan perhatian terhadap
masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri
maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen,
Henry Fayol, Frederick W. Taylor dan lainnya.
Robert Owen (1771 -1858) Robert Owen adalah orang yang menentang
praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja
13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu,
beliau mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun
awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak
berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia
minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan
makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan
hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan
hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan,
sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau
disebut "Bapak Personal Manajemen Modern". Selain itu, Owen
lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting
bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi
kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti
prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
Henry Fayol (1841 -1925) Pada tahun 1916, dengan sebutan teori
manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja,
disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga
beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk
cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan
oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang
tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang
bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan
yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang
telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6
macam kegiatan :
Teknis
(produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang produksi. Dagang
(Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan
menjual hasil produksi. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal)
berusaha mendapatkan dan menggunakan modal. Keamanan (perlindungan harga milik
dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan. Akuntansi
dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca,
serta berbagai data statistik.
Manajerial yang
terdiri dari 5 fungsi :
1.Perencanaan
(planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi
mencapai tujuan-tujuannya.
2.Pengorganisasian
dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia
guna melaksanakan rencana.
3.Memerintah
(Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas
pekerjaan mereka.
4.Pengkoordinasian
(Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi
berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya. 5.Pengendalian
(Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu
sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
Frederick
W. Taylor (1856 -1915) Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya
dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan
efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen
ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya
dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan.
Adapun filsafat
Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1. Pengembangan
manajemen ilmiah secara benar.
2. Pekerjaan
diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu
pekerjaan.
3. Adanya
pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama
yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam
menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental
di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor
mendekati ilmiah adalah :
1. Adanya ilmu
pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2. Adanya
hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja
sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja
untuk hasil yang maksimal.
5.
Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk
tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.
Periode
Peralihan Mary Parker Folett (1868-1933) Mary percaya bahwa adanya hubungan
yang harmonis antara karyawan dan manajemen brdasar persamaan tujuan, namun
tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan
bawahan sebagai penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan
dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan
formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai
manajer.
Oliver
Sheldon (1894 -1951) Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam
bukunya pada tahun 1923, yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial
dalam dunia , usaha, sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam
manajemen, dalam arti melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan
harga yang wajar Kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja
dengan adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen
ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat.
Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
a.
Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan
masyarakat.
b.
Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat
sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial
yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c.
Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum
dan konsep keadilan sosial.
ChesterL.
Barnard (1886 -1961) Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan
filsafat, kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan
organsasi. Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin mencapai
tujuan pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak mungkin dapat
dicapainya sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan berjalan
efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara pencapaian tujuan
dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan organisasi informal
sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan.
Aliran
Hubungan Manusiawi Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi
organisasi melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini
memandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan
efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia
dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya
karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu
dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi.
Ada
tiga orang pelopor aliran perilaku Hugo Munsterberg (1863 -1916) Yaitu Bapak
Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan
psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan
teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial
Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
a. Menempatkan
seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b. Menciptakan
tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat- syarat psikologis untuk
memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis agar
memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
Elton
Mayo (1880 -1949 ) Gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai
satu gerakan yang memiliki hubungan timbal balik manajer dan bawahan sehingga
mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat
dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor
sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal
yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan
uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam
meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan yang
merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap
kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect”
Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok
yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo
beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu
seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih
efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep
"social man” dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu
seseorang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang
terkenal dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen
diperkenalkan dengan istilah "vital machine”.
William
Ouchi (1981) William Ouchi, dalam bukunya “Theory Z -How America usiness Can
Meet The Japanese Challenge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun
1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang.
Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang
disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika
disebut perusahaan tipe Amerika
Aliran
Manajemen Modern Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan
gabungan dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini
berkumpul para sarjana matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam
memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di
Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR
Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah
ruwet yang memerlukan "OR Tim" ini antara lain di bidang
transportasi dan komunikasi. Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR
lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern. Pengembangan
model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya
bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar
rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik
ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan
produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan
sebagainya.
Perkembangan
Teori Manajemen Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata
sampai sekarang berkembang terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen
memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke
arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh
menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.
Aliran
klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan
terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran
ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara
aliran-aliran ini.
Proses
perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari
lima sisi yaitu :
1.
Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari
masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori
manajemen.
2.
Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri
tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3.
Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga
batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah
terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat
bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
4.
Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari
aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan
kontingensi.
5.
Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori
manajemen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan
manajenlen tertentu.
4. MANAJMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala
sesuatu disekitar subjek manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen
lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan : tanah, udara, air, sumber daya
alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik
sentral isu lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan
sekumpulan aktifitas merencanakan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan
sumber daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada
masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manager. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh
terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Ada dua
macam faktor lingkungan, yaitu :
Faktor
Lingkungan Internal yaitu lingkungan yang ada didalam usahanya saja.
Faktor Lingkungan
Eksternal
yaitu unsur-unsur yang
berada diluar organisasi, dimana unsure-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan
diketahui terlebih dahulu oleh manager, disamping itu juga akan mempengaruhi
manager didalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan
eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan ekonomi, paraturan pemerintah,
perilaku konsumen, perkembangan teknologi, politik dan lainnya. Lingkungan
eksternal dibagi menjadi dua yaitu :
Lingkungan eksternal mikro
yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh
langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, langganan,
para pesaing, lembaga perbankan dan lainnya.
Lingkungan eksternal
makro
yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak
langsung, seperti kondisi perekonomian, perubahan teknologi, politik, sosial
dan lain sebagainya.
5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate
Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan
erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi
bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau
deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan
untuk saat ini maupun untuk jangka panjang
Analisis
dan pengembangan
Hari ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaan manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari suatu perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsable investing).
Banyak pendukung CSR yang
memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau
kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanity atau
Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian
kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali mengeluarkan uang
untuk proyek-proyek komunitas, pemberian beasiswa dan pendirian yayasan sosial.
Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk
sukarelawan (volunteer) dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga
menciptakan suatu itikad baik dimata komunitas tersebut yang secara langsung
akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan. Dengan
diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan
kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial diatas.
Kepedulian kepada
masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara
singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi
di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi
organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana
CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan
sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan
perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku
kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah
satu pemangku kepentingan internal.
Dunia bisnis selama
setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa diatas
planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapun harus mengambil
tanggung jawab untuk kepentingan bersama setiap keputusan yang dibuat, setiap
tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut.
Sebuah definisi yang luas
oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yaitu suatu
asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus
bergerak dibidang "pembangunan berkelanjutan" (sustainable
development) yang menyatakan bahwa:
" CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha
untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf
hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".
daftar pustaka:
http://www.manajemenn.web.id/2011/05/manajemen-dan-manajer.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/evolusi-teori-manajemen-8/
http://www.manajemenn.web.id/2011/05/manajemen-dan-manajer.html
http://sahri-rahman.blogspot.com/2011/11/teori-perilaku.html
http://fadhlly.blogspot.com/2012/01/tanggung-jawab-sosial-manajer.html
Seorang manejer haruslah memiliki manajemen yang baik untuk mencapai visi dan misi sebuah perusahaan yang sedang di pimpin.
BalasHapus